Cari Blog Ini

Selasa, 03 Januari 2012

TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Menurut Iskandar dan Carolina (1995)   tahap-tahap penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Perumusan Isu Penelitian
Dalam hal ini penyusunan teori mendapat perhatian cukup besar dalam penelitian sosial. Karena disini orang menyusun, merumuskan apa-apa yang akan menjadi bahan penelitian. 
2.    Perumusan Masalah Penelitian
Merumuskan masalah dari beberapa masalah yang ada. Misla merumuskan suatu masalah penelitian dalam suatu bidang yang luas, dapat dilakukan dengan mempersempit cakupan penelitiannya sehingga dapat dilaksanakan.
3.    Pemilihan Bentuk Studi yang Tepat
Pemilihan suatu tipe atau bentuk studi tertentu erat hubungannya dengan hakikat masalah penelitian, sumber data yang bias dicapai serta taraf pemahaman tentang penelitian.
4.    Penarkan Simple Responden
Secara ideal, peneliti dapat memeriksa setiapunsur yang menarik perhatiannya. Namun jarang sekali peneliti dapat meneliti setiap unsur dari keseluruhan populasi karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.
5.    Pengukuran Data
Bila pertanyaan-pertanyaan dan proposisi penelitian telah dirimuskan, maslah penelitian telah dipersmpit kedalam ukuran yang dapat dilaksanakan, metode penelitian yang tepat ditentukan dan sample ditentukan. Peneliti perlu menyusun cara-cara untuk mengkaji proposisi tersebut.
6.    Pengumpulan Data
Suatu cara untuk memperoleh data dan informasi. Dapun cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data adalah dengan cara; observasi, mempelajari dokumen dan wawancara baik lisan maupun tulisan.
7.    Analisa Data
Sebagai langkah awal untuk menganalisa data diperlikan analisa statistika yang merupakan aspek penting dari poenelitian sosial.
8.    Interpretasi dan Penyusunan Laporan
Yaitu suatu bentuk laporan dari hasil penelitian dengan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.
9.    Mengintegrasikan Hasil Penelitian ke dalam Teori dan Kebijakan
Laporan ini sebagai bentuk yang disajikan untuk mempengaruhi para pembuat kebijakan dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hasil penelitian dari awal sampai akhir.
Sedangkan  Kartono (1996) merumuskan  tahap-tahap  atau langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1.    Menentukan proyek, memformulasikan masalah, memilih judul dan menentukan topik.
Yaitu suatu langkah untuk menentikan proyek, memformulasikan masalah, memilih judul dan topik. Setiap objek atau permaslahan penelitian itu memberikanisi dan pengarahan dalam proses pelaksanaan penelitian. Bagi banyak orang, memulai kegiatan dengan langkah menentukan dan membatasi suatu masalah itu merupakan fase yang paling sulit.
2.    Mengumpulkan data dan informasi.
Riset adalah aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah dan bertujuan. Jadi bukan hanya mengumpulkan data secara kebetulan saja; akan tetapi upaya menghimpun dengan terencana dan siematis data informasi yang relevan.
3.    Menentukan tujuan operasional dan substansial.
Tujuan operasional adalah tujuan berupa suatu objek yang langsung akan digarap oleh peneliti; terhadap objek tersebut orang langsung akan melakukan usaha-usaha operatif. Sedangkan tujuan substansial adalah tujuan penggunaan dari hasil penelitian bagi suatu keperluan/kegiatan tertentu.
4.    Perumusan hipotesa. Hipotesa mayor, minor dan nihil.
Hipotesa adalah stelling, patokan, pendirian, dalil dianggap benar, juga berarti ‘ondestelling’, persangkaan, dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu dan perlu dibuktikan kebenarannya.
5.    Pengolahan data, menganalisa elemen dan mengintrepretasikan data.
Mengolah data berarti menimbang, menyaring, dan mengklasifiukasikan. Menimbang dan menyaring data itu berartibenar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan tepat, dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
6.    Merumuskan konklusi, mengemukakan  hasil dan rekomendasi.
Produk terakhir dari riset ialah suatu generasisasi atau satu seri generalisasi sebagai kusien dari hasil analisa data yang seksama.
7.    Penulisan dan penyusunan laporan dari penelitian sosial.
Dalam implikasi dikemukakan kosekuensi-konsekuensi dari hasil penelitian, dan diberikan rekomendasi untuk aktivitas-aktivits diagnostik dan terapeutis, reformasi sosial atau perbaikan-perbaikan sosial.

PENGERTIAN PENELITIAN

Secara harfiah, kata penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu research yang artinya mencari kembali. Dalam definisinya penelitian adalah suatu cara untuk menyelesaikan suatu masalah guna menekan batas-batas ketidak tahuan manusia. Dengan kata lain penelitian adalah suatu pemikiran untuk melakukan kegiatan meneliti, mengumpulkan serta memproses fakta-fakta yang ada, sehingga kumpulan fakta-fakta tersebut dapat dikombinasikan oleh peneliti. Ahli lain mengatakan bahwa penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinisp-prinsip; suatu penyelidikan yang mata cerdik untuk menetapkan sesuatu.  Hillway (1956) mengatakan bahwa  penelitian tidak lain dari suatu study yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang mata cerdik untuk menetapkan sesuatu. Parson (Whitney, 1960) mengatakan bahwa penelitian adalah pencarian terhadap seseuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dulakukan terhadap masalah yang dapat dipecahkan. John ((Whitney, 1960) mengatakan bahwa penelitian adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hokum. Dewey ((Whitney, 1960) mengatakan bahwa penelitian adalah transpormasi yang terkendalikan atau terarah dari suatu situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsure dari situasi orisinal menjadi keseluruhan yang terpadu. Whitney (1960) mengatakan bahwa penelitian disamping untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan seseorang melalui penyelidikan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang lama.  

SKALA PENGUKURAN PENELITIAN

Pada dasarnya skala pengukuran merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam penelitian kuantitatif. Karena skala pengukuran menjelaskan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga  variabel penelitian dapat diukur dan memudahkan proses analisis data.
Ada beberapa macam skala pengukuran yang biasanya digunakan seorang peneliti, antara lain :
Skala Nominal
Skala pengukuran yang menyatakan kategori (penamaan; nomos=nama), kelompok atau klasifikasi dari konstruk yang diukur dalam bentuk variabel. Contoh: jenis kelamin merupakan variabel yang terdiri dari dua ketegori: Pria dan wanita. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1 Pria, 2. Wanita. Skala nominal bersifat saling meniadakan (mutually exclusive): Contoh responden hanya memiliki kategori pria saja atau wanita saja.  Skala nominal bersifat collectively exhaustive yaitu tidak ada kategori yang lain kecuali dinyatakan dalam skala nominal. Contoh variabel yang memiliki mutually exclisive dan collectively exhaustive adalah status perkawinan dan agama yang dianut responden.
Skala Ordinal
Skala yang selain mengandung unsure kategori/penamaan juga menunjukkan peringkat/urutan. Skala ini tidak menunjukan jarak dan interval.
Skala Interval
Skala yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur. Skala ini dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5, atau 1 sampai dengan 7. Skala ini menggunakan konsep jarak yang sama (equality interval) karena skala ini tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan.
Skala Rasio
Skala yang menunjukan kategori,peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolut
Metode Pengukuran Sikap
Komponen sikap dijelaskan melalui tiga dimensi:
  • Afektif, menyatakan refleksi perasaan atau emosi seseorang terhadap suatu obyke.
  • Kognitif menunjukan kesadaran seseorang terhadap pengetahuan emngenai obyek tertentu
  • Komponen-komponen perilaku, menggambarkan suatu keingingan, kecenderungan untuk bertindak.

Skala pengukuran sikap terdiri dari:
Skala Sederhana
Skala sederhana menggunakan skala nominal misalnya setuju atau tidak setuju, ya atau tidak. Skala ini digunakan bila kuesioner penelitian berisi relatif banyak butir pertanyaan, tingkat pendidikan responden rendah atau alasan lain.
Skala Kategori
Skala ketegori merupakan metode pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatif kategori pendapat yang emmungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif penilaian. Skala ini mengukur lebih sensitif dimensi konstruk dibandingkan dengan skala sederhana. Skala ini disebut juga skala butir pernyataan dan dapat dinyatakan dengan angka. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap responden yang berkaiatan dengan 1. kualitas, 2. urgensi, 3. menarik, 4. kepuasan, 5. frekuensi
Skala Likert
Skala likert adalah skala yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuan terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu.  Urutan untuk skala ini umumnya menggunakan lima angka penilaian yaitu (1). Sangat tidak setuju (2) setuju (3) Netral (tidak pasti) (4) Tidak setuju (5) Sangat Tidak Setuju.  Urutan ini bisa dibalik.  Alternatif angka bisa bervariasi dari 3 sampai dengan 9
Skala Perbedaan Semantis
Merupakan metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar) penilaian yang ekstrim. Dua kutub ini bisa berupa baik-buruk, kuat lemah, modern-kuno dan sebagainya. Responden diberi ruang semantis untuk merefleksikan seberapa dekat sikap responden terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu diantara dua kutub. Metode ini umumnya digunakan untuk penilaian merek dagang, produk, pekerjaan, dan lain-lain.
Skala Numeris
Skala numeris merupakan metode pengukuran yang teridiri dari 5 atau 7 alternatif nomor untuk mengukur sikap responden. Skala ini pada prinsipnya sama dengan skala perbedaan semantis, hanya saja langsung diberikan angka.
Skala Grafis
Metode ini menyatakan penilaian responden terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu dengan titik atau angka tertentu yang terletak didalam gambar atau grafik penilaian